Biografi Harry Tanoesoedibjo - Harry Tanoe

http://biografionline.blogspot.com/
Harry Tanoesoedibjo atau akrab disapa Harry Tanoe adalah salah satu konglomerat Indonesia. Namanya dibesarkan karena bisnisnya dalam hal jaringan televisi dan media cetak nasional. RCTI, MNCTV, GLOBAL, Indovision, Koran Sindo, adalah sederet jaringan yang berada dibawah kepemimpinannya. Harry Tanoe mulai terkenal ketika dirinya membeli sebagian besar saham dari anak Soeharto yaitu Bimantara Group milik Bambang Trihatmojo.

Berikut ini penulis akan mengulas tentang Biografi Harry Tanoesoedibjo agar kita bisa tahu kunci sukses beliau dalam membesarkan bisnisnya.

Harry Tanoesoedibjo dilahirkan di Surabaya, Jawa Timur pada tanggal 26 September 1965. Masa kecil dan sekolahnya dihabiskan di kota Pahlawan ini. Barulah ketika dirinya lulus SMA, ia memutuskan untuk meneruskan pendidikannya di Kanada yaitu Carleton University, Ottawa Kanada. Dari sanalah ia menyabet gelar Bachelor of Commerce pada 1988.

Harry Tanoe tak lantas berbangga hati. Ia terus mencari ilmu lebih tinggi lagi dengan meneruskan studinya di tempat yang sama untuk memperoleh gelar Master of Business Administration dimana ia mencapainya hanya dalam waktu 1 tahun saja.

Harry Tanoe adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara, nama saudaranya adalah Hartono Tanoesoedibjo dan Bambang Rudijanto Tanoesoedibjo. Harry Tanoe menikah dengan seorang wanita anggun yang bernama Liliana Tanaja Tanoesoedibjo. Dari pernikahannya ini mereka dikaruniai lima orang anak.

Menjadi Entrepreneur

Sejak kecil Harry Tanoe memang terobsesi menjadi seorang pengusaha. Kiprahnya dalam dunia bisnis dimulai ketika tahun 2000. Ketika itu beliau mengambil alih kepemilikan PT Bimantara Citra Tbk milik Bambang Trihatmojo yaitu anak dari mantan presiden Soeharto. Dimana bidang usahanya adalah stasiun televisi RCTI.

Dari situlah minatnya di bisnis media semakin menjadi. Ia kemudian mengukuhkan tekad menjadi pemenang dalam persaingan bisnis media di Indonesia. Harry Tanoe memmang dikenal piawai dalam menata ulang perusahaan yang sudah morat-marit dan hampir bangkrut. Termasuk yang saat itu dialami oleh Bimantara Citra Tbk.

Setelah sukses menata ulang Bimantara Citra Tbk, Harry kemudian menggabungkan diri dengan media televisis lain yaitu TPI milik Siti Hadiyanti Rukmana atau Mbak Tutut yang juga anak dari mantan presiden Soeharto. Tak sampai lima tahun Harry Tanoe bisa menguasai saham mayoritas dan mengubah nama TPI menjadi MNC TV atau Media Nusantara Citra Televisi. Proses ini sempat mengalami perseteruan dengan pemiliknya semula yaitu Mbak Tutu namun kemudian bisa dimenangkan oleh Harry Tanoe.

Selain RCTI dan MNCTV, Harry juga mengambil alih stasiun televisi yang sempat terkenal dengan program MTV yaitu Global TV. Dengan begitu Harry telah menjadi penguasa dengan memiliki tiga stasiun televisi nasional yang paling utama di negeri ini.

Sejak saat itu Harry semakin agresif dalam ambisinya menjadi orang nomor satu di media elektronika. Harry juga membuat radio yaitu Trijaya FM kemudian membuat TV kabel yaitu Indovision, media cetak juga dirambahnya yaitu Koran Sindo, majalah ekonomi dan bisnis yaitu Trust, tabloid remaja yaitu Genie.

Langkah berikutnya, Harry Tanoe melalui MNC yang menjadi subholding dari Bimantara Citra Tbk juga mendirikan rumah produksi yang akan memasok acara-acara di stasiun televisi miliknya. Harry juga dikabarkan akan membuat jaringan radio nasional.

Selain bidang media cetak dan elektronika, Harry juga merambah bisnis investasi melalui PT Bhakti Investama. Ia juga memegang jabatan strategis di berbagai perusahaan ternama seperti menjadi Presdir di PT Global Mediacom Tbk.

Berpolitik

Selain berbisnis, saat ini Harry Tanoesoedibjo adalah seorang bendahara KONI, menjadi pembicara dan dosen tamu di beberapa universitas terkemuka dan juga dalam berbagai seminar bisnis dan keuangan serta juga terjun dalam bidang politik.

Dalam bidang politik, Harry bergabung dengan partai politik Nasional Demokrat atau Nasdem bentukan Surya Paloh, pemilik Metro TV. Namun karena merasa tak sejalan dengan pola pemikirannya akhirnya Harry mengundurkan diri.

Harry kemudian melabuhkan plihan politiknya di partai Hanura besutan Wiranto. Harry memilih partai Hanura karena Wiranto telah memiliki pengalaman dan berjiwa kepemimpinan dari pengalamannya memimpin TNI selama 35 tahun. Di Hanura, Harry menjabat sebagai Ketua Dewan Pertimbangan Hanura. 

Pada bulan Juli 2013 lalu, pasangan Wiranto-Harry mengumumkan menjadi pasangann capres dan cawapres 2014 dengan slogan “Pasti Maju Indonesia”. Menurut pasangan ini, modal besar dalam mencalonkan diri adalah kepemimpinan Wiranto yang telah terasah selama 35 tahun sebagai pemimpin TNI dan kesuksesan Harry dalam bisnis dianggap bisa memahami dan menyelesaikan persoalan ekonomi nasional.

Kunci Sukses Harry

Kesukses Harry dalam berbisnis tak diraihnya semalam. Kerja keras dan pengorbanan banyak dilakukannya dalam membangun imperium bisnisnya. 

Berikut ini adalah kunci suksesnya:

·         Visi yang jelas. Dari awal Harry memang memutuskan menjadi entrepreneurship yang sukses. Inilah visi atau tujuannya. "Saya dari dulu ingin jadi enterpreneurship, dan untuk menjadi tujuan itu, saya terus fokus dan dislipin, anda juga pasti bisa melakukan itu," ujarnya.

·         Fokus pada tujuan dan apa yang ingin dicapai. Jangan menyerah akan kegagalan, karena sukses itu tidak instan, sukses itu butuh proses. "Tujuan kita harus jelas dan fokus dan jangan berhenti sebelum tujuan itu tercapai, tapi kita harus ingat sukses besar adalah akumulasi dari sukses yang kecil-kecil," ujar Harry.

·         Kerja keras dan tak mengenal putus asa. Jika gagal maka terus dicoba lagi hingga berhasil karena pada dasarnya kegagalan itu tak ada. Yang ada adalah berhenti berusaha sehingga tujuannya tak tercapai.

·         Berdoa. Karena spiritual itu adalah kekuatan, untuk mencapai tujuan. "Istri saya banyak berdoa untuk saya, biasanya sebelum gol dalam tujuan, itu kita butuh wisdom, kita harus banyak berdoa, power of pray very strong," ujar Harry.

·         Membangun karakter yang baik untuk selalu maju mencapai tujuan yang jelas. Untuk mencapai itu, hal utama dilakukan adalah fokus pada kualitas bukan kuantitas. "Banyak orang cari uang, tapi kalau saya bekerja uang nomor dua, tapi yang pertama adalah kualitas," jelasnya.

·         Disiplin dan Komitmen. Komitmen yang kuat menghasilkan mental dan fisik yang kuat. "Intinya kita harus berubah, karena musuh terbesar dalam hidup adalah diri kita sendiri," ujar Hary.

Apakah orang sepintar Harry Tanoesoedibjo tak pernah merasakan gagal dan kecewa? Tentulah pernah. Tahukah teman bahwa Harry sewaktu SMA pernah merasakan tidak naik kelas. Coba bayangkan bagaimana kecewa dan malunya jika tidak naik. Harry juga mengalami hal itu namun ia tak berhenti berusaha. Terbukti tekadnya untuk kuliah di luar negeri menghantarkannya dalam kesuksesan studi dan bisnis. Selain itu ketika dirinya berseteru dengan pihak TPI yaitu Mbak Tutut, dirinya sempat kalah namun ia terus berusaha sehingga dirinya dinyatakan menang oleh pengadilan dan berhak atas 99,9% saham TPI yang kemudian berubah nama menjadi MNC TV.

Konglomerasi Harry Tanoe yang begitu menggurita membuatnya dinobatkan menjadi salah satu konglomerat di Indonesia dengan total aset 7,2 miliar dollar. Ini diraihnya hanya dalam tempo 14 tahun.

Ditulis Oleh : blogger

Muh.Akram Anda sedang membaca artikel berjudul Biografi Harry Tanoesoedibjo - Harry Tanoe yang dipublikasikan oleh Profil dan Biografi dan jangan lupa baca juga artikel yang lainya dibawah ini :

Jika Anda menyukai Artikel di blog ini, Silahkan berlangganan gratis via email, dengan begitu Anda akan mendapat kiriman artikel setiap ada artikel yang terbit di Profil dan Biografi

0 komentar:

Posting Komentar

Back to top